Dikawatirkan akan terjadi penurunkan daya dukung lingkungan
terhadap kehidupan di Kota Surabaya hal ini disebabkan oleh semakin
memburuk kondisi lingkungan Kota Surabaya lima tahun ini. Kondisi yang,
sumber air minum terkontaminasi limbah industri dan bakteri, gas
Karbonmonoksida bercampur dalam udara yang kita hirup bahkan setiap tahun
rata-rata hanya 36 hari kita dapat menikmati udara sehat, menyusul masalah
sampah, tataruang kota dan ketersediaan lahan terbuka hijau antri untuk
segera ditangani.
Surabaya Makin Panas
Sebagai tempat tinggal, Surabaya tidak dapat dikategorikan cukup layak. Hal
ini ditandai dengan perbedaan yang mencolok antara suhu di siang hari yang
sangat panas dengan suhu malam hari yang turun sangat rendah.
Perbedaan
suhu juga sangat terasa antara satu bagian wilayah kota dengan bagian lain.
Selain itu muncul juga kecenderungan terjadinya kutub panas di beberapa
lokasi seperti Jalan Didepan Plasa Tunjungan, Kawasan Pasar Turi dan Jl.
Pahlawan suhu siang hari dapat mencapai 41 °C sedangkan suhu terendah
mencapai 26 °C. Polusi udara juga sangat terasa di Surabaya . Semakin
memanasnya suhu Kota Surabaya disebabkan tingginya gas emisi (komposisi
gas-gas dan senyawa buangan yang dibuang keudara bebas) yang dilepas ke
udara. Sumber emisi terbesar berasal dari karbon monoksida (CO) 5.480.000
ton/tahun, partikulat (Pb, Zn, Cu dan Cd) 622.560 ton/tahun, hidrokarbon
310.000 ton/tahun disamping emisi lain seperti Nox dan Sox Emisi pencemar
jenis Partikulat (Pb, Zn, Cu & Cd)berjumlah 622.560 ton/tahun bersumber
dari Industri & transpostasi. Sedangkan emisi Karbon Monoksida(CO)
sebanyak 5.500.000 ton/tahun sumber Transportasi (96%) , untuk emisi
pencemar NoX dan SoX sebesar 10.000ton/tahun dihasilkan sector industri
(88%), dan Hidrokarborn yang bersumber dari transportasi memberikan
kontribusinya 310.000 ton/tahun. Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa
penyumbang emisi terbesar adalah sektor transportasi (96%), hal ini
didukung oleh meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Surabaya dari tahun
ketahun. Dalam laporan World Bank Report yang berjudul Indonesia : Energy
and Environment yang terbaru pencemaran udara akan melonjak dua kali lipat
pada tahun 2000 dari jumlah yang ada pada 1990, meningkat lima kali lipat
pada tahun 2010 dan sembilan kali lipat pada tahun 2020. Tanpa adanya
kebijakan yang kongkret untuk membirukan langit Surabaya maka tidak aneh
apabila suatu ketika kita keluar rumah dengan menggunakan masker pengaman
karena banyaknya emisi beracun yang dapat menyebabkan infeksi saluran
pernafasan. Sehingga pertanyaannya tidak hanya apakah Surabaya makin panas
? tetapi Layakkah/amankan Udara Surabaya bagi manusia
Pemerintah kota Surabaya belum dapat memberikan Jaminan udara yang sehat
untuk dikonsumsi oleh warga kota Surabaya.
Status Kelaikkan Untuk Dikonsumsi (hari)
Sehat Sedang Tidak Sehat
2001 27 272 7
2002 40 314 11
2003 44 75 1
Keterangan = (2003 bulan Januari-April)
Dari data diatas menunjukkan bahwa udara sehat yang layak
konsumsi dalam eetahunnya tak lebih dari 10%, rendahnya kualitas udara sehat
yang dapat dinikmati. Udara kota Surabaya sudah terkontaminasi Karbon
Monoksida (CO), Hidrokarbon (HCO).
Rehabilitasi RTH
Di Surabaya keberadaan RTH luasnya tinggal 69.349 m2 dengan rincian sebagai
berikut 1. Taman Bungkul : 11.090 m2, 2. Taman Apsari : 5300 m2, 3. Taman
Surya : 10.000 m2, 4. Taman Ade Irma Suryani : 9149 m2, 5. Taman Flora
Manyar : 33.810 m2 Padahal dengan luas wilayah 32.636.768 ha selayaknya
Surabaya memiliki ruang terbuka hijau seluas 4.895.152 ha. Sebagian besar
luas total tanah di Surabaya (90% lebih ) merupakan lingkungan terbangun
(50% pemukiman, 30%Industri, 20%Fasilitas umum) 10 % sisanya merupakan
kawasan yang belum terbangun. Kawasan Lain yang termasuk RTH adalah taman
kota, taman kota, hutan kota, jalur hijau, halaman rumah, perkantoran, dan
pusat bisnis, serta kebun binatang. RTH berfungsi sebagai filter udara dan
daerah tangkapan air, dan mengurangi kadar zat pencemar udara serta
menambah kenyamanan kota. Hasil penelitian Puslitbang Nasional, menunjukkan
bahwa tanaman-tanaman yang terdapat di RTH dapat mereduksi polusi udara
sekita 5 hingga 45%.Yang RTH juga sangat efektif mengurangi efek-efek
climatological heath pada lokasi pemusatan bangunan tinggi yang berakibat
pada timbulnya anomali-anomali pergerakan zat pencemar udara yang berdampak
destruktif baik terhadap fisik bangunan maupun mahluk hidup.
Untuk Upaya rehabilitasi RTH harus diperhatikan jenis dan keragaman
vegetasi yang ditanam disarankan untuk memprioritaskan pohon-pohon yang
memiliki daya dukung terhadap pengurangan polusi udara terdapat lima jenis
pohon itu bisa mengurangi polusi udara sekitar 47 - 69%. Mereka adalah
pohon felicium (Filicium decipiens), mahoni (Swietenia mahagoni), kenari
(Canarium commune), salam (Syzygium polyanthum), dan anting-anting (Elaeocarpus
grandiforus). Sementara itu, jenis tanaman perdu yang baik untuk mengurangi
polusi udara adalah puring (Codiaeum variegiatum), werkisiana, nusa indah
(Mussaenda sp), soka (Ixora javanica), dan kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis).
Manfaat RTH
Penanaman tumbuhan atau vegetasi berkayu dapat memberikan manfaat
lingkungan sebesar-besarnya dalam manfaat proteksi, estetika, rekreasi,
penghasil O2, dan kegunaan khusus lainya. adalah sebagai peningkat kualitas
lingkungan kota dan secara mikro dapat menciptakan kondisi yang nyaman dan
ketercapaian keseimbangan antara lingkungan alam dengan lingkungan
binaan.Tumbuhan dalam proses hidupnya sangat memerlukan unsur-unsur yang
tidak dibutuhkan bahkan beracun bagi manusia sebagai misal dalam proses
fotosintesis tumbuhan membutuhkan karbondioksida untuk kemudian diolah
dalam daun bersama-sama dengan air dan unsur lain dengan bantuan sinar
matahari yang kemudian menghasilkan karbohidrat dan energi sedangkan
sebagai sisa pembakaran dikeluarkan oksigen semakin banyak karbondioksida
yang ditangkap maka Oksigen yang dikeluarkan akan berlimpah yang
selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Oleh karenanya tidak
berlebihan bila keberadaan RTH dikatakan sebagai paru-paru kota. Dengan
keberadaan RTH yang ada di Kota Surabaya sekarang ini tidak dapat berfungsi
maksimal apabila keberadaannya dibatasi dan cenderung untuk dihilangkan..
Padahal RTH memiliki nilai penting bagi keseimbangan ekosistem dan
harmonisasi hubungan antara manusia dan lingkungan diantaranya :
Pertama tumbuhan ini memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam berat Cu
(Tembaga), Zn(Seng), Cd (Cadmium), Pb(Timbal/timah hitam), dan Mn (mangan).
Karena secara fisiologis unsur-unsur tersebut digunakan hampir semua pohon
sebagai katalisator reaksi metabolisme dan berperan pada pembentukan organ
tumbuhan. Pohon perindang jalan sepanjang jalan A. Yani sampai Jl Darmo
ternyata mampu menyerap polutan 133.856 ppm/daun sampai 159.729 ppm/daun.
Semakin banyak pohon yang di tanam di sepanjang jalan ini maka akan membantu
menurunkan emisi logam berat di Udara.
Kedua, Pada sore hari di taman Bungkul Jl Darmo sering kita jumpai beberapa
ekor burung gereja (Passer montanus) terbang berkelompok, burung sikatan
(Collocalia esculata) bertengger di dahan-dahan angsana bahkan di kebun
bibit manyar dapat dijumpai burung-burung yang dilingdungi undang-undang
seperti burung madu ekor panjang (Nectarinia jugularis) dan burung cabe
(Dicaeum trocilum) dari penelitian Ambarwati mahasiswa biologi Unair
tercatat 20 jenis burung yang memanfaatkan hutan kota di Surabaya sebagai
habitat burung yang dapat berfungsi sebagai tempat bersarang dan berkembang
biak, serta sumber makanan. Ditemukannya 20 jenis burung di taman-taman
kota ini memberikan indikasi bahwa keberadaan RTH dapat menciptakan iklim
mikro yang dapat menunjang kehidupan makhluk hidup lainnya.
Ketiga, Memberikan pengaruh positif pada kesehatan manusia,
RTH itu juga melepaskan anion (ion negatif) lebih besar ketimbang kawasan
tanpa pepohonan. Data menunjukkan, konsentrasi anion terbesar bisa
ditemukan di hutan rimba atau air terjun, yakni sebesar 50.000 ion per cc
(sentimeter kubik) udara. pinggiran kota dan tempat terbuka 700 – 1.500 ion
per cc, taman kota 400 – 600 ion per cc, jalur hijau di dalam kota 100 –
200 ion per cc, perumahan dalam kota 40 – 50 ion per cc, dan yang terkecil
di dalam ruang ber-AC yakni 0 – 25 ion per cc. Anion memberi pengaruh baik
bagi kesehatan karena dapat membunuh dan menghentikan aktivitas bakteri;
mengurangi penyakit pernapasan lantaran berfungsi mengaktifkan gerakan bulu
getar hidung, melebarkan saluran napas, menjaga peredaran darah normal, dan
mengurangi kecepatan pernapasan; menaikkan kemampuan menyerap dan
memanfaatkan oksigen, mengaktifkan pembaharuan sel dan meningkatkan fungsi
pertahanan tubuh; serta menghilangkan kelelahan. Yang terakhir ini karena
anion akan menguraikan asam laktat penyebab rasa lelah menjadi air dan ion
laktat.
Ketiga. Pengelolaan RTH yang profesional dapat melahirkan
suatu lokasi yang menyuguhkan unsur refreshing dan wisata bagi
pengunjungnya, keberagaman pohon dan satwa yang ada juga memiliki unsur
pendidikan lingkungan yang orisinal, sehingga tidak berlebihan bila hutan
kota dapat dikemas menjadi sebuah tempat ekowisata (Objek wisata dengan
mengenalkan unsur interaksi lingkungan).
Selain itu keberadaan pohon-pohon diperkotaan mutlak diperlukan,
Pohon-pohon dalam lingkungan kehidupan perkotaan memberikan nuansa
kelembutan. Perkembangan kota lazimnya diwarnai dengan aneka kekerasan,
dalam arti kiasan kekerasan sedikit banyak dapat dilunakkan dengan elemen
air atau pepohonan.
Dengan mempertimbangkan besarnya manfaat RTH seharusnya tidak ada alasan
Bagi Pemkot untuk segera mengalihfungsikan 13 SPBU menjadi Ruang Terbuka
Hijau, kami menunggu.
|
0 komentar: